Susun Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan, Sekda Sulsel : Berikan Data Akurat

Pemerintahan130 views

Wartasulsel.net, Makassar- Dinas Ketahanan Pangan Sulsel menggelar Koordinasi dan Sinkronisasi Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas – FSVA) Tahun 2023 yang berlangsung di Hotel Remcy Makassar, Senin (4/12/2023).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan sekaligus Pj. Sekda Sulsel, Drs. Andi Muhammad Arsjad, M.Si. mengatakan bahwa pertemuan ini sangat penting dalam upaya membahas hasil analisis data yang digunakan dalam penyusunan peta ketahanan dan kerentanan pangan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2023 yang sebaran cakupan analisisnya sebanyak 311 Kecamatan di 24 Kabupaten/Kota Se Sulawesi Selatan.

Daeng Manye

Hasil akhir analisis FSVA ini nantinya dalam bentuk laporan yang ditandatangani oleh Gubernur Sulawesi Selatan tingkat provinsi dan untuk tingkat nasional ditandatangani langsung oleh Presiden Republik Indonesia. Peta ketahanan dan kerentanan pangan akan di launching oleh Kepala Badan Pangan Nasional pada awal tahun 2024, dimana untuk pemantapan peta FSVA nasional telah dilaksanakan pada tanggal 21 November 2023 di Surabaya.

Hasil analisis FSVA ini menggambarkan kinerja pimpinan daerah, sejauh mana peran aktifnya dalam penanganan wilayah rentan rawan pangan di Sulawesi Selatan. Hasil ini juga digunakan oleh pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota untuk menentukan intervensi penanganan daerah rentan rawan pangan di masing-masing wilayah program dan kegiatan masing-masing OPD. Oleh karena itu kami mengharapkan data yang digunakan benar-benar akurat, update dan sudah terpublish karena keakuratan hasil analisis tergantung dari keakuratan data yang dianalisis, ujarnya.

Lebih jauh lagi, Drs. Andi Muhammad Arsjad, M.Si. menjelaskan bahwa faktor utama yang perlu diwaspadai dan masih mempengaruhi terjadinya kerentanan terhadap kerawanan pangan di Sulawesi Selatan secara umum tahun 2023 adalah persentase balita, stunting dan angka kesakitan, sedangkan tahun 2022 penyebab utamanya adalah persentase angka kesakitan, rasio konsumen normatif terhadap ketersediaan produksi serealia, balita stunting dan rata-rata lama sekolah perempuan diatas 15 tahun. Dapat disimpulkan bahwa terjadi perbaikan pada beberapa indikator penyebab terjadinya kerentanan terhadap ketahanan pangan.

“Saya berharap agar seluruh tim mencermati dan melakukan cross check kembali kevalidan data-data yang diberikan kepada tim FSVA Provinsi. Olehnya itu saya sangat mengharapkan peran aktif dari seluruh peserta untuk menyampaikan hal-hal yang perlu dilakukan perubahan”, pungkasnya.