Wartasulsel.net || Makassar–Tim Bimbingan Konseling (BK) Darul Fikri Makassar beserta unit Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Darul Fikri Makassar adakan ”Workshop Anti Bullying” di Aula Belajar Sakinah SIT Darul Fikri Makassar pada Kamis (27-29/02).
Riauli Ayuputri selaku Ketua Panitia sekaligus guru BK di SMPIT Darul Fikri Makassar mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilatar belakangi oleh kasus-kasus perundungan yang sering terjadi pada zaman sekarang.
“Latar belakang dari kegiatan ini adalah kasus-kasus bullying merupakan masalah serius yang dapat memberikan dampak negatif secara fisik, emosional, dan psikologis bagi korban serta mengganggu sekolah. Mengingat maraknya kasus-kasus bullying di zaman sekarang ini dan di usia remaja sangat mudah sekali untuk terjerumus pada perilaku-perilaku yang negatif. Labilnya emosi serta mulai tumbuh rasa ke akuan di dalam diri. Bahkan ada remaja yang menjadikan bahan bercandaan tanpa memikirkan dampak psikologis terhadap sesamanya,” ungkapnya.
Lanjut, Riauli menjelaskan jika kegiatan ini dihadiri sebanyak 30 peserta yang melalui proses seleksi dan menghadirkan Andi Rusmiati dan Zulfitrah yang merupakan Fasilitator Nasional Program Pencegahan Perundungan (ROOTS) Indonesia sebagai pemateri.
“Siswa SMPIT Darul Fikri Makassar, khusus kelas tujuh dan delapan yang mewakili kelas tersebut. Adapun jumlah siswa diimbangi masing-masing akhwat dan Ikhwan 15 siswa. Total 30 siswa yang mengikuti acara ini. Semua peserta sudah melewati seleksi dan terpilih, Adapun pemateri dari kegiatan ini adalah kak Andi Rusmiati, S.Pd dan Zulfitrah, S. Pd., M. Pd yang merupakan Fasilitator Nasional ROOTS Indonesia” jelasnya.
Riauli menjelaskan jika kegiatan Workshop Anti Bullying bertujuan untuk memberikan edukasi kepada peserta dalam mengatasi dan mencegah perundungan serta cara menghargai orang lain yang di implementasikan dalam beberapa agenda yaitu materi, praktek, dan di akhiri dengan penobatan duta dan agent anti perundungan.
“Tujuan dari kegiatan workshop ini adalah, meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghormati dan mendukung satu sama lain, serta memberikan keterampilan dan strategi kepada peserta untuk mencegah dan mengatasi perilaku bullying. Hal tersebut diwujudkan dengan penyampaian informasi, materi, dan pemahaman kepada peserta, setelah itu akan dilakukan beberapa praktek terkait materi yang disampaikan. Di akhir sesi acara ini, dipilih dan dinobatkan duta dan agent anti bullying yang terpilih berdasarkan hasil observasi dan penilaian dari setiap pendamping kelompok,” jelasnya.
Akhir kata, Riauli menyampaikan harapannya bersama Panitia Pelaksana agar duta dan agent yang terpilih dapat menjadi garda terdepan dalam pencegahan dan dapat memberikan dampak positif.
”Harapan dari kami semua, duta dan agent yang terpilih menjadi garda terdepan dalam pencegahan kasus bullying. Perilaku bullying dapat dicegah, dihindari dan diberantas. Sehingga meminimalisir kasus-kasus bullying yang terkadang kerap terjadi di lingkungan sekolah. Semoga ananda semua bisa memberikan dampak dan perubahan yang positif dan meminimalisir kasus-kasus bullying di lingkungan sekolah dan di manapun mereka berada,” tutupnya.
Laporan: Yayu (YY)