Game Over! Habib Rizieq Shihab Dan FPI

Nasional, Opini82 views

Wartasulsel.net_|| Game over Muhammad Rizieq Shihab (MRS) dan Organisasi FPI Game Over. Hari ini Rabu 30 Desember 2020 dari Kantor Menkopolhukam diumumkan pembubaran FPI dan pembekuan seluruh kegiatannya. Tentu Sikap Pemerintah ini telah melalui proses pertimbangan Yang panjang dan matang.

Serangkaian Peristiwa yang terjadi belakangan ini memang tak lepas dari pertimbangan Pemerintah. Terakhir diberitakan Muhammad Yudayat Dirut PTPN VIII mengusir MRS dari lahan milik negara. MRS dan FPI harus hengkang karena telah menguasai lahan milik PTPN secara ilegal.

Daeng Manye

Perpu Pembubaran Ormas telah ditandatangani Jokowi 11 Desember 2020. Ormas seperti HTI, ANNAS, JAT, MMI tidak boleh melakukan aktivitas karena termasuk ormas anti Pancasila bahkan dengan terang-terangan menolak Dasar Negara dan Filsafat Hidup Bangsa Indonesia.

Saat ini dinamika Politik berubah cepat. Presiden Joko Widodo menarik rival politiknya Sandiaga Uno bergabung dengan Prabowo. Tentu saja semakin mempersempit gerakan politik MRS dan FPI. Selain Sandi, Jokowi meminta Yaqut Cholil Qoumas untuk menghantam radikalisme. Mencabut SK 2 menteri. FPI tak akan mendapat rekomendasi Menteri Agama Gus Yaqut. Tentu Mendagri Tito Karnavian tidak pusing lagi.

Erick Thohir menangkap suhu politik. Dengan cepat dia perintahkan Muhammad Yudayat Dirut PTPN VIII untuk mengusir MRS dari lahan yang dia rampas. 31,9 hektar. Erick Thohir cerdas. Sebelum semua diusut karena pelanggaran penyerobatan lahan negara. Dan PTPN VIII takut tersangkut memfasilitasi FPI terungkap. Karena 80% BUMN dikuasai kaum intoleran, terpapar khilafah dan radikalisme.

Tak dapat disangkal. Ada 37 anggota FPI terlibat teroris. Otak seluruh kebohongan FPI Munarman dan Sobri Lubis jadi tersangka.

Ketua Rizieq Shihab Center(RSC) Haikal Hassan, marah besar ke Jokowi karena tidak punya quota haji plus, dan yang memprihatinkan dan lebih kacau: menipu umat Islam. Bertemu Rasulullah SAW. Munarman dan Haikal Hassan menggunakan agama sebagai kedok bisnis. Bisnis demo. Kaki tangan lain Soni Ernata alias ustaz gadungan Maaher At-Thuwailibi masuk bui.

Bisnis sedekah. Atas nama jihad palsu. Ujungnya Pembiayaan teroris seperti 37 orang FPI. Kini di Petamburan ditemukan 200 kg narkoba. Betapa tidak. Duit narkoba disalurkan untuk kegiatan teroris.

Maka, aneka kejahatan tersebut dibungkus dengan politik identitas. SARA. Kebencian terhadap pemerintahan. Atas nama perbaikan akhlak. Namun senyatanya yang terjadi mereka para perusak negeri. Tentu ada yang yang tetap mendukung dan Publik sangat tahu.

Negara bertindak tegas. Atas dasar pelanggaran hukum. Sobri Lubis, Maman Suryadi, Haris Ubaidillah, Ali Bin Alwi Alatas, Habib Idrus semua jadi tersangka. Sebulan lalu tak ada yang berani menindak FPI. Kini mereka menarik diri, tidak mengeluarkan duit. Demo 1812 gagal total.

Publik bangga dengan Pangdam Jaya Dudung Abdurachman dan Kapolda Metro Jaya Fadil Imran. Jokowi pun mengapreasiasi. Indonesia butuh pemimpin yang berani. Bukan penakut. Perlawanan MRS dan FPI serta proxy mereka tidak membuat Pangdam Jaya dan Kapolda Metro surut.

Beberapa hari lalu (25/12/2029 Menteri Agama Yaqut Cholil Qoamas menegaskan Ormas FPI tidak memperpanjang Surat Keterangan Terdaftar(SKT) di Kementerian Dalam Negeri, sehingga menurutnya secara normatif Hukum FPI itu tidak ada lagi. Karena itu Sikap Resmi Pemerintah Republik Indonesia menyatakan FPI organisasi terlarang Sejak tanggal 30 Desember 2020 SAH.

Penulis
Andi Naja FP Paraga