Wartasulsel.net, – Jangan biarkan anak perempuan Anda terlalu sering memainkan media sosial di telepon selulernya. Sebab berdasarkan hasil studi terbaru, anak perempuan remaja dua kali lebih mungkin menunjukkan gejala depresi yang terkait dengan penggunaan media sosial.
Salah satu gejala depresi misalnya, pelecehan online dan gangguan tidur, serta citra tubuh yang buruk dan harga diri yang lebih rendah. Hasil studi itu terungkap dalam riset yang dikutip oleh situs reuters.com (4/1/2019). Sedangkan riset tersebut dimuat dalam Jurnal EclinicalMedicine.
Profesor Yvonne Kelly, ilmuwan pada Institut Epidemiologi & Perawatan Kesehatan University College London (UCL), Inggris, menganalisa data dari hampir 11.000 orang muda di Inggris.
Studi itu menjumpai bahwa anak perempuan berusia 14 tahun adalah pengguna media sosial yang lebih berat, dengan dua perlima dari mereka menggunakannya selama lebih dari tiga jam sehari, dibandingkan dengan seperlima dari anak laki-laki.
Selain itu juga 12 persen pengguna media sosial ringan dan 38 persen pengguna media sosial berat (lima plus jam sehari) menunjukkan tanda-tanda mengalami depresi yang lebih parah.
Ketika para peneliti melihat proses yang mendasari yang mungkin terkait dengan penggunaan media sosial dan depresi, Kelly dan timnya mendapatkan bahwa 40 persen anak perempuan dan 25 persen anak laki-laki memiliki pengalaman pelecehan online atau cyberbullying.
Gangguan tidur dilaporkan oleh 40 persen anak perempuan dibandingkan dengan 28 persen anak laki-laki. Kecemasan dan kurang tidur keduanya terkait dengan depresi.
Gadis-gadis juga lebih terpengaruh ketika menyangkut penggunaan media sosial dan kekhawatiran tentang citra tubuh, harga diri dan penampilan.
“Temuan ini sangat relevan dengan pengembangan kebijakan saat ini tentang pedoman untuk penggunaan media sosial yang aman dan meminta industri untuk secara lebih ketat mengatur jam penggunaan media sosial untuk kaum muda,” kata Kelly dalam sebuah pernyataan.
Kelly juga menyarankan agar keluarga merenungkan kapan dan di mana anak perempuan itu boleh berada di media sosial dan mempertimbangkan pembatasan pada remaja yang memiliki perangkat seluler di kamar tidur mereka.(wartabugar/redWS)