Kapal Fairway Pasca Penyerbuan Oleh Warga, Hingga Saat Ini Belum Beroperasi

Sosbud196 views

WARTASULSEL.NET, – Aksi penyerbuan ratusan masyarakat dari Galesong Raya, Sanrobone, dan Tanakeke kepulaun, terhadap kapal penambang pasir “Fairway” pada rabu (28/6) lalu, berdampak terhadap aktifitas kapal penambang tersebut. Tercatat sejak aksi penyerbuan tersebut hingga hari ini, sabtu (30/6) kapal berbobot 33423 ton tersebut berhenti beraktifitas dan terpantau hanya buang jangkar di sekitar kawasan CPI Makassar.

 

Daeng Manye

Kapal yang dioperasikan oleh perusahaan asal Belanda tersebut biasanya melakukan aktifitas penambangan dan pengerukan pasir di ruang laut Galesong raya, Sanrobone, dan Pulau Tanakeke, sebanyak tiga kali dalam waktu 24 jam. Tetapi dalam tiga hari ini kapal itu sudah tidak muncul lagi hingga hari ini.(1/7/2017)

 

Menurut salah satu tokoh pemuda, Irwan mengatakan bahwa “aksi turun ke laut untuk mengusir kapal penambang pasir mutlak harus dilakukan, karena pemerintah setempat sendiri tidak mampu menghentikan penambangan yang meresahkan masyarakat ini”.

 

Beliau menambahkan “bahwa sekarang masyarakat telah muncul kesadaran dari dirinya masing-masing, sehingga setiap aksi penyerbuan kapal penambangan pasir itu muncul dari inisiatif masyarakat. Bukan lagi inisiatif satu kelompok atau golongan”.

 

Sesuai dengan data yang kami himpun, sejak pertama kali tiba di Makassar, Faiway telah beroperasi selama dua minggu. Tetapi dalam perjalanan aktifitasnya, telah beberapa kali warga turun ke laut mengusir kapal tersebut. Tercatat telah terjadi empat kali pengusiran langsung oleh masyarakat.

 

Pada hari minggu lalu (18/6), masyarakat dari desa Kalukubodo, desa Popo, dan desa Bontomarannu juga terlibat pengusiran kapal Fairway di sekitaran ruang laut Galesong selatan. Dan berhasil memaksa kapal tersebut berhenti selama tiga hari sebelum akhirnya mereka datang lagi pada hari selasa (21/6).

 

Masyarakat di sepanjang pesisir Takalar memang pada dasarnya mereka menolak keberadaan tambang pasir laut ini. Karena menurut mereka aktifitas tambang ini sangat mengganggu aktifitas perikanan yang selama ini meraka lakukan. Masyarakat juga sangat khawatir terhadap dampak abrasi pantai yang selama belum adanya aktifitas penambangan pasir laut ini saja musibah abrasi itu sudah terjadi.

 

Penulis : Pallima Daengta

Editor : Red WS