WARTASULSEL.NET, Religi – Imam Ghazali mengkategorikan tingkatan puasa, puasa itu ada 3 tingkatan yaitu shaumul umum (puasa kelas awam), shaumul khushus (puasa kelas istimewa), dan shaumul khushusil khushus (puasa kelas sangat istimewa).
1. Shaumul Umum (puasa kelas awam).
Puasa kelas awam artinya puasa cuma menahan lapar, haus dan syahwat, menjaga mulut dan alat kelamin dari hal-hal yang membatalkan puasa. Nabi Muhammad SAW memberikan nasihat, “Berapa banyak umatku yang berpuasa cuma sekedar menahan lapar dan haus saja.
2. Shaumul Khushus (puasa kelas istimewa).
Shaumul khushus, atau puasa kelas istimewa yaitu puasanya orang yang menahan pendengaran yang tidak perlu didengar, menjaga penglihatan yang dapat mengundang syahwat, memelihara lisan dari ucapan yang bernilai negatif dan ini merupakan sumber hilangnya pahala puasa seperti mencaci maki, menghina, mengadu domba, perkataan yang sia sia, dusta, janji yang tak ditepati, memfitnah, gibah, meremehkan orang lain dan lain lain serta berusaha utk mengajak mempuasakan tangan, kaki dan segala anggota badan dari dosa dan maksiat.
3. Shaumul Khushusil Khushus (puasa kelas sangat istimewa).
Shaumul khushusil khushus merupakan puasanya para Nabi, Rasul, shiddiqin, wali wali Allah dan muqarrabin. Selain mereka menahan haus, lapar dan syahwat serta anggota tubuh, puasa ini dapat menahan hati dari kekotoran serta meninggalkan fikiran mengenai hal-hal yang membuat lalai atau lupa dalam masalah keakhiratan. Juga menahan pikiran untuk tidak memikirkan atau berniat yang tdk baik dalam segala hal sekecil apapun pada setiap keadaan, serta menjaga diri dari berpikir selain kecintaan dan kerinduan kepada Allah SWT, kepada Rasulullah SAW serta kehidupan akhirat.
Menurut Imam Ghazali, tingkatan tersebut diharapkan bisa menjadi pendorong semangat diri untuk menjadi individu dengan kadar puasa yang lebih berkualitas seperti puasanya orang orang yang selalu memelihara kemurnian dari kesucian dirinya serta selalu berusaha menjaga kedudukannya disisi Allah SWT. (red ws)