Inilah Esensi Puasa Di Bulan Ramadhan

Religi362 views

WARTASULSEL.NET, – Puasa dalam Bulan Ramadhan Jasad dilaparkan sebetulnya ruh yang sedang dikenyangkan. Ketika jasad yang dikontrol sebenarnya ruh yang sedang dikuatkan. Ketika jasad diistirahatkan sejatinya ruh yang sedang dibahagiakan.(24/5/2017)

Bejana jika penuhi dengan benda-benda maka akan semakin sempit. Namun, qalbu semakin diisi iman maka akan semakin lapang. Maka fahami esensi diri kita sendiri. Lapang dan sempit kehidupan seseorang tergantung alam qalbu. Bagi yang alam qalbunya sempit maka akan sempit pula kehidupannya, meskipun tinggal di rumah yang luas dan mewah. Akan tetapi, alam qalbu yang lapang maka dimanapun berada pasti kelapangan yang selalu didapatkan, maka itulah perbedaan Bejana dengan Qalbu.

Daeng Manye

Beberapa hari lagi Bulan Ramadhan segera tiba. Inilah bulan yang menjadi solusi atas semua permasalahan hidup. Kita cuma diminta iman setelah bertaubat kepada Allah SWT. Umat Islam hanya diminta untuk mengerjakan amal shaleh setelah taubatan nasuha dan beriman kepada Allah SWT. Iman itu mampu memberikan efek aman dalam jiwa seseorang.

Kelapangan qalbunya sesorang maka akan tahu bahwa Allah itu Ar-Razzak tidak pernah keliru memberikan rezeki dan selalu persis pemberiannya dengan yang kita butuhkan. Maka hamba yang demikian akan tenang hidupnya dalam mencari rezeki. Orang yang telah lapang qalbunya akan diangkat darinya al-Khauf dan al-Khazn (Rasa cemas dan rasa gelisah). Seperti rujukan “Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al-Hasyr: 9).

Perhatikan orang yang berkarir dengan dunia oriented. Telah mendapatkan untung satu juta masih ingin satu miliar, punya mobil tapi masih ingin pesawat dan begitulah seterusnya, tidak ada kepuasan di dalamnya. Masih banyak orang yang ingin bahagia tapi tidak keluar dari lingkaran setan. Ingin bahagia tapi yang dicari adalah uang. Ingin kehormatan tapi yang diincar adalah jabatan. Ingin berkuasa namun yang dicari adalah kedudukan. Mencari kebahagiaan, kehormatan, dan jabatan dengan barometer dunia adalah kekeliruan. Dunia ini hanyalah sementara dan fana.

“Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu[22] lebih baik dan lebih kekal..” (Q.S Al-A’la:17-18). Jika ingin sukses dunia dan akhirat hanya satu kata kuncinya yaitu, takwa.

Takwa itulah yang menjadi out put puasa Ramadhan (Laallakum tattaquun).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Dengan modal iman baru bisa shiam (Puasa) dan lewat proses puasa itu kita bisa mendapatkan out put yang namanya TAKWA. Takwa inilah yang menjadi kunci surga dunia dan akhirat. Puasa atau Shaum artinya imsak, self control, atau pengendalian diri. “Kalau sekarang kamu lapar dan haus ketahuilah, orang terdahulu juga merasakan hal yang sama”.

Akan tetapi, jika ingin lebih progresif lagi pemaknaanya harus difahami perintah puasa itu. Dari masa ke masa sejak Nabi Adam AS membutuhkan yang namanya syariat shaum. Karena dari masa ke masa itu semua manusia menginginkan kesuksesan dunia akhirat. Seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa kebahagiaan, kesuksesan, kehormatan, dan kekuasaan hanya satu kata kuncinya yaitu, TAKWA.

Sementara Shiam adalah salah satu jalan yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk mencapai predikat TAKWA. Orang yang selalu jujur dengan keimanan dan percaya akan janji Allah SWT, maka dia akan menjadi orang yang sukses. Yang perlu dikendalikan adalah syahwat dan emosi.

Terdapat senjata yang efektif didalam puasa yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit jiwa yang membuat hidup sesak dan sengsara. Dalam puasa juga jalan yang efektif bagi orang yang ingin karirnya melintang. Makna lain dari “diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian…” adalah agar umat Nabi Muhdammad SAW bisa lebih unggul dari umat-umat terdahulu. Karena kita bisa belajar dari penyebab kenapa orang terdahulu ada yang puasanya sukses dan ada yang tidak berhasil.

Sedikit lagi pintu surga akan dibuka dan pintu neraka akan ditutup serta setan-setan akan dibelenggu. Setelah iman, ada empat yang harus dimiliki sebelum memasuki bulan Ramadhan. Pertama, qalbu yang berbahagia, kedua fisik yang sehat, ketiga harta yang halal, dan keempat adalah ilmu tentang shaum. (dikutip ceramah KH.Bachtiar Nasir).

(redaksi wartasulsel)