Wartasulsel.net,- Kegiatan diskusi yang diselenggarakan oleh Komunitas Jurnalis Radio, Pewarta Foto Indonesia, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia, Poros Wartawan Jakarta, Jurnalis Media Online, dan ILUNI dengan mengangkat tema “Journalist Back To Khittah Dan Deklarasi Jurnalis Damai Untuk Pilkada Damai” Kemarin 13/4 di lantai 3 Gedung Rektorat Universitas Indonesia (UI) Salemba.
Puluhan peserta hadir dalam diskusi yang menghadirkan narasumber diantaranya Arief Handono (Ketua ILUNI), Budi Santoso (media online), Kamsul Hasan (Ketua Kode Etik PWI Jakarya), Wina (ketua kode etik PWI Pusat), Fajar Kurniawan (Pimpinan Okezone), dan Tyas Anggoro (penyiar elsintha sebagai moderator).
Dari komunitas radio yang selaku ketua panitia Margianto mengungkapkan dalam kesempatannya kegiatan ini diselenggarakan karena keprihatinan insan jurnalis dimana masyarakat terbelah karena pilkada Jakarta. Ditambah pula bukan hanya untuk kepentingan pilkada DKI Jakarta namun juga untuk Pilkada daerah lain termasuk untuk Pemilu 2019 nanti, ungkapnya
Dalam diskusi ini Arief Handoko menjelaskan bahwa pilkada membelah banyak hal dikantor, dimasyarakat, bahkan didalam keluarga juga terbelah. Namun endingnya dari pilkada adalah rakyat harus menang, terangnya
Sementara Tyas Anggoro mengatakan jurnalis tidak boleh kelihatan warna aspirasinya baik dalam ucapan, kegiatan, pekerjaannya, tulisan, gambar bahkan juga sosmednya. Sedangkan menurut Budi Santoso dalam diskusi ini, dibanding 2014 sosmed lebih terbelah saat ini dan pasca pilkada ini berharap semua hal-hal yang terbelah dapat bersatu kembali.
Lain halnya dengan ungkapan Fajar dari IJTI, wartawan harus memihak pada kepentingan publik dengan mengabarkan berita bisa dituangkan dalam pemberitaan baik cetak maupun gambar. Jurnalis harus berfungsi sebagai pemberi informasi kepada masyarakat dan tidak ada keberpihakan pada apapun dan pada siapapun.
Kamsul hasan juga menjelaskan terkait tema diskusi, tidak ada pembatasan siapa yang boleh jadi jurnalis dimana tidak ada persyaratan yang jelas siapa saja yang boleh jadi wartawan. Ditambah lagi saat ini ada peraturan jurnalis harus ikut uji kompetensi untuk bisa menjadi jurnalis.
Wina, dewan kode etik dalam kesempatannya mengungkapkan pers adalah pemegang saham bagi bangsa Indonesia dimana kemerdekaan bangsa Indonesia tidak bisa dipisahkan dari perjuangan wartawan oleh karena itu, wartawan berkepentingan terhadap kemajuan pers Indonesia.
Usai diskusi digelar, kemudian para wartawan dan media yang hadir melakukan deklarasi untuk menjaga pilkada damai dengan menandatangani surat deklarasi.(red ws).