Wartasulsel.net, – Sejak kecil kita sudah mendengar pernyakit tuberkulosis (TBC). Penyakit tiga huruf. Penyakit ini masih tetap tinggi jumlah penderitanya sampai saat ini di negara ini. Seolah-olah kita tidak dapat berbuat apa-apa.
Teknologi ilmu kedokteran yang semakin canggih tetap belum dapat berbuat banyak. Bahkan, obat yang pernah dianggap canggih dulu, saat ini malah telah resisten pada sebagian populasi. Suatu ujian berat bagi ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan pada umumnya.
Sampai saat ini berbagai program telah dijalankan baik nasional maupun internasional. Banyak konsultan yang pulang pergi didatangkan dari berbagai negara dan meninjau sampai ke lapangan tapi masalah penyakit menular ini malah tambah mengganas.
Secara umum penyakit ini menyumbang penyebab kematian terbesar nomor dua setelah stroke di negara ini.
Disadari TBC ini adalah penyakit orang miskin yang punya daya tahan yang rendah. Mereka hidup dalam kondisi lingkungan yang sangat terbatas dan juga dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok.
Allah memang melarang hamba-Nya utk menjatuhkan dirinya pada kondisi yang rentan terkena penyakit. Pada kondisi kekurangan gizi, merokok atau bergaul dengan orang-orang merokok, dan pola hidup bersih yang kurang maka penyakit ini dengan cepat menyebar dari satu orang ke orang lain.
Pemerintah dan lembaga non pemerintah belum punya solusi yang komprehensif dalam penanggulangan penyakit ini.
Rokok masih sangat diandalkan dan dibela memberi pemasukan kepada negara walaupun disadari memberi kontribusi yang buruk terhadap kesehatan masyarakat.
Maha Benar Allah dengan firman-Nya:
Walaa tulquu biaydiikum ilattahlukah wa ahsinuu innallaaha yuhibbul muhsiniin (QS Al-Baqarah 2:195).
Artinya: Dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tanganmu sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
” HINDARKANLAH DIRI ANDA DARI PENYAKIT MENULAR MEMATIKAN MELALUI GAYA HIDUP SEHAT ”
(Prof. Veni Hadju)
(Red WS)