Wartasulsel,net – Petang kali ini di hiasi rintik hujan, gemerciknya seakan mengundang rindu untuk menuangkan isi kepala kedalam sebuah tulisan sederhana,, ya…! sebuah tulisan tentang pasca pilkada dari ujung timur galesong selatan di perbatasan Takalar dan Gowa tepatnya di kampung kecil bernama UWEYA Desa Tarowang. 25/02/17
Walaupun tidak ramai di perbincangkan di kalangan elit perpolitikan Takalar, tapi dengan semangat yang menggebu, berawal dari kampung kecil ini sang simpatisan mencoba meramu taktik dan strategi untuk memenangkan pertarungan yang sebenarnya, walaupun awalnya sangat sulit dan terseok-seok karena berbagai macam kendala, dan kendala yang paling mencolok adalah masih adanya dendam politik yang tersimpan rapi di dalam hati sebagian besar masyarakat karena beda pilihan pada pilkades lalu, di tambah lagi keberpihakan sang pemilik kampung yang bernama kepala Desa belum lagi ketika kita berbicara Dana dan semacamnya sungguh berat tantangan sang penulis.(27/2/2017)
Tapi dengan pertolongan Allah sang penulis kemudian berinisiatif membentuk sebuah team kecil yang di beri Nama MAGASSING COMUNITY yang beranggotakan lengkap dari empat Dusun di Desa kami yaitu Dusun Bontoreya, Dusun Madallo, Dusun Tarowang dan Dusun Uweya tempat sang penulis menetap, berawal dari sinilah jalan keluar mulai nampak, yang awalnya banyak yang enggan untuk bergabung sudah mulai melebur dan bertekad untuk menang, di lain sisi team di luar magassing juga mulai massif bergerak sehingga walaupun awalnya tidak kompak namun pada akhirnya menjadi padu membentuk sebuah kekuatan yang luar biasa karena di dasari cinta yang tulus..
Namun di hari-hari selanjutnya tantangan semakin dahsyat menghantam, tim dari paslon lain mulai menggeliat dengan serangan sembakonya, sarungnya serta uang dalam amplopnya belum lagi ketika itu di internal Tim, Desa kami di beri tanda: zona merah itu artinya kami dalam zona tidak Aman sebuah tamparan karena sedari awal kami merasa dengan tim yang sudah kompak dan padu kami sudah sangat kuat, namun itu tidak membuat kami terpuruk tapi itu kami jadikan motivasi dan cambuk untuk semakin giat dan bekerja semakin maksimal untuk meraih hasil yang kami cita-citakan yaitu kemenangan.
Kekompakan itu semakin nampak terlihat pada kampanye Akbar Mangngadu Dengan finansial seadanya Desa Tarowang mampu menghadirkan puluhan mobil dan ratusan motor yang hanya di bekali dengan nasi bungkus dan burasa seadanya.
Namun karena semangat dan keikhlasan, mereka hadir, walaupun tidak mudah bagi mereka menembus macet dengan teriknya matahari tapi mereka pantang pulang sebelum sampai di tempat acara dan mungkin inilah yang di katakan “pembuktian Cinta”( Hairil Anwar ).
Pulang dari Kampanye Akbar mereka semua seakan mendapat nutrisi tambahan mereka seakan mendapat kekuatan baru mereka semakin bersemangat karena melihat puluhan ribu manusia memenuhi sepanjang jalan dan memenuhi lapangan tempat acara berlangsung, sedikit pun tak nampak kelelahan pada mereka mungkin karena semangatnya yang sudah maksimal, dengan modal inilah hari-hari menjelang hari H, mereka semakin giat dan gigih mempertahankan dan menjaga suara “Berua Baji” tak seoarang pun dari kubu lawan yang luput dari pengawasan mata mereka.
Dan di hari terakhir kampanye kami semakin Yakin Desa Tarowang akan melejit karena di lewati rombongan konvoi pembuktian cinta masyarakat Galesong dan kembali menjadi modal semangat untuk tetap bertahan di minggu tenang sampai di hari H.
Ya…! Ternyata Di hari H pencoblosan dengan hati deg-degan menunggu hasil penghitungan suara, tepat pukul 16.25 wita hp sang penulis berbunyi yang ternyata pesan dari tim yang mengabarkan bahwa sk-hd unggul di Desa Tarowang dengan selisih 491 suara yang artinya mengantarkan Desa Tarowang menjadi peringkat pertama perolehan suara terbanyak di kecamatan galesong selatan.
Syukur aku panjatkan kehadiratmu ya Allah….! Selang beberapa menit kemudian karena sang penulis kebetulan ada di posko induk tempat realcount berlangsung suara gemuruh Takbir dari dalam ruangan tim data terdengar lantang Air mata tak mampu di bendung