Wartasulsel.net,- Makassar- Perhelatan akbar dalam rangka memperebutkan kursi Kepala Desa adalah salah satu wahana pembelajaran politik bagi warga desa. Seyogyanya, setiap calon dan Timses memberikan sentuhan-sentuhan politik yang mengedukasi warga. Tentunya eduksi politik yang mengarah pada hal yang positif dan berguna bagi masyarakat desa secara keseluruhan.
Kurang lebih satu bulan lagi pemilihan Kepala Desa di kabupaten Bulukumba, ada 64 desa menggelar secara serentak pilkades tepatnya tanggal 5 Maret 2020, salah satunya adalah Desa Tri Tiro Kecamatan Bontotiro Kab. Bulukumba. Suatu hal yang menggembirakan, tetapi dilain pihak, juga mengkhawatirkan. Sebuah kegiatan politik didesa khusunya didesa Tri Tiro ini memberikan sebenarnya efek positif bagi warga desa. Namun tidak bisa kita juga pungkiri bahwa terkadang dalam pertarungan politik munculnya permusuhan, saling tuding dan cemohan, cerita-cerita hoax yang akan mengakibatkan konflik yang berkepanjangan disisi lain juga ialah ini mencederai perpolitikan. ini adalah efek negatif yang tidak kita harapkan.
Dan sebenarnya dasar pemikiran dari adanya kegiatan politik yang berasas demokrasi ini bukanlah untuk memecah belah. Kita mungkin sama sama yakin bahwa dalam setiap momentum pemilihan, bukan hanya persoalan kompetisi saling merebut kekuasaan dan jabatan tetapi sebagai suatu bentuk upaya untuk mencapai suatu keadilan dan kesejahteraan umum.
Nah, tentunya dalam meminimalisir fenomena seperti kasus yang terjadi di atas, salah satunya adalah peran Pemuda & Mahasiswa sebagai bagian dari Agen of change, sosial of control. Sebagai penerus bangsa, generasi muda dan mahasiswa adalah bagian masyarakat yabg potensial dalam membangun suatu perubahan. Sejarah membuktikan bahwa kehadiran dari gerakan yang diprakarsai oleh golongan muda, sangat efektif dalam melawan status quo negatif, serta berbagai kemandekkan yang terjadi pada masyarakat atau bangsa itu sendiri. Dan hal ini tentu harus sama sama diinsyafi oleh generasi muda dan mahasiswa di Desa Tri Tiro demi masa depan desa kita tercinta.
Kondisi perpolitikan didesa Tri Tiro ini sangat sangat memperhatikan, dan parahnya saling tudingan, cerita hoax, saling mencuragai dikalangan masyarakat Tri Tiro, demikan halnya berlaku di kalangan mahasiswa, pemaksaan, intervensi dalam menentukan hak pilihnya dalam berdemokrasi. Perlu kita ketahui bersama bahwa kebebasan dalam memilih serta sikap menerima segala perbedaan adalah hal yang mutlak harus ada dalam suatu asas demokrasi.
Jika di nalar dari kacamata demokrasi, tentu hal ini adalah bentuk pelanggaran. Suatu paksaan dan tidak ada dalam kamus demokrasi. Hak pilih seseorang mutlak sebagai hak privasi. Tidak boleh di ganggu gugat, apalagi sampai dipaksa.
Oleh karenanya Pemuda dan Mahasiswa Tri tiro, Mengecam keras dan menolak tindakan yang mencederai proses demokrasi di desa dalam hal ini desa Tri tiro, karena akan memunculkan efek negatif.
Pun kita juga jarang melihat munculnya sikap saling menerima perbedaan dari setiap warga desa. Seakan mereka yang bukan golongannya adalah salah, dan kebenaran hanya milik kelompoknya saja. Tafsir bahwa kebenaran dikooptasi oleh sekelompok orang ini yang memunculkan sikap anti terhadap yang berbeda, salah satunya adalah beda pilihan calon.
Pemuda dan Mahasiswa Tri Tiro mengajak seluruh elemen masyarakat Tri Tiro untuk menciptakan demokrasi yang sehat, damai dan santun. Tidak saling menyalahkan, menerima perbedaan dengan tidak saling sekat sekat dalam suatu masyarakat dalam menentukan hak pilihnya.
Kontributor : Ulil Amri