Wartasulsel.net, Gowa- Mengambil tempat di mesjid Nur Yaasin Perumahan Gowa Lestari Kel. Batangkaluku Kec.Somba Opu, Kab Gowa, Majelis Taklim Nur Yaasin bersama pemuda dan tokoh masyarakat, tokoh agama berkumpul dalam acara Tablig Akbar Maulid Nabi 1441 dengan tema “cinta nabi cinta syariah”.
Ustad Hafidz Toha, sebagai pemateri pertama mengatakan bahwa islam diturunkan kepada Rasulullah SAW sebagai pembawa rahmat bagi semesta alam, bukan merupakan ancaman bagi manusia, islam membawa kebaikan kepada seluruh manusia.
“Jadi jangan kita pernah berhenti untuk mendakwahkan islam, anggaplah kalau ada tantangan sebagai hiasan-hiasan dakwah, dan Rasulullah SAW sendiri pernah mengalami hal yang sama dengan apa yang dirasakan oleh umat islam saat ini,” tuturnya,
Sementara pemateri kedua ustad Muh Taufik, mengatakan bahwa proses berdirinya negara islam membutuhkan investasi darah dan dana yang harus lancar tanpa ada investasi dakwah tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Proses investasi tidak mudah Rasulullah SAW sendiri selama 13 tahun lama, mengalami pemboikotan, pitnah dan dipersekusi dalam dakwah
Dalam proses dakwahnya terjadilah bait Aqobah pertama oleh 12 orang laki- laki, yang intinya masalah keimanan bahwasanya mereka siap untuk berjuang menyebarkan dakwa islam apapun resikonya.
Mush’ab Bin Umair merupakan pilihan nabi untuk diutus ke madinah, Mus’af Bin Umair orang yang kaya tetapi dia meninggalkan segala kemewahan untuk berdakwah di madinah untuk meraih kemuliaan dihadapan Allah SWT.
Pada awalnya Mush’ab Bin Umair mau diusir di madinah tetapi Mush’ab Bin Umair berhasil menyakinkan mereka bahwasanya mereka mesti mendengarkan dulu apa yang aku sampaikan, kalau salah saya siap meninggalkan tempat ini segera mungkin.
Setelah mendengar penjelasan Mush’ab Bin Umair masyarakat madinah mau menerima dan menyatakan masuk islam.
Mereka menerima islam bukan sekedar menerima Islam dalam perkara akidah dan ibadah tetapi mencakup segala bidang baik politik, ekonomi, pemerintahan, pendidikan, sosial, budaya dan lain-lain
Dari berjalannya waktu kota Madinah merupakan pusat Peradaban islam dengan berbagai kabilah, bani dan suku, termasuk kaum musyrikin dan kaum munafik. Serta kaum yahudi.
Namun kehidupan mereka diatur dan tunduk pada pemerintahan islam yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW, melalui piagam madinah,
Sementara pemateri ketiga Ustad Rahmatullah mengatakan bahwa cinta dan kasih sayang merupakan naluri pada setiap manusia sehingga setiap orang punya potensi cinta kepada sesuatu.
Kalau ada orang yang cinta kepada sesuatu kemudian dia tidak ungkapkan akan menjadi masalah bagi dirinya.
Sama dengan ketika kita mengaku cinta kepada Rasulullah SAW maka perlu ada pembuktian tanpa ada bukti maka itu hanyalah cinta palsu.
Maka di sini mestinya harus ada penegasan mengenai seperti apa dan bagaimana cinta kita kepada nabi.
Dalam Al-Qur’an dengan tegas bahwa Rasulullah SAW merupakan satu-satunya suri teladan bagi kita sebagaimana bunyi surat Al-Ahzaab ayat 21 yang artinya : ” Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah Uswatun hasanah bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah”.
Rasulullah telah memberi contoh dalam perjalanan kehidupan beliau baik kehidupan pribadi, keluarga dan bagaimana beliau berinteraksi dengan masyarakat sebagai seorang pemimpin dengan menjadikan islam sebagai satu-satunya sistem yang mengatur segala pola interaksi manusia baik kepada tuhannya, sesama manusia maupun dirinya sendiri.
Sehingga sesuai tema kita hari ini yaitu” Cinta Nabi Cinta Syariah” memberi inspirasi bagi kita bahwa bukti kecintaan kita kepada Rasulullah tentunya kita tunduk dan patuh pada syariah yang beliau bawa,” Tutupnya.(SRL)