Wartasulsel.net,- Makassar- Aksi unjuk rasa Mahasiswa yang tengah berlangsung di seluruh wilayah Indonesia kurun waktu sepekan ini mengundang reaksi dari berbagai kelompok mahasiswa.
Bahkan aksi yang digelar tanggal 26 september di kantor DPRD Sulawesi Tenggara memakan 2 korban jiwa, adalah La Randi (21), mahasiswa Fakultas Perikanan angkatan 2016 tewas ditembak, sementara mahasiswa berikutnya yang menjadi korban tewas adalah Muhammad Yusuf Kardawi (19), Yusuf mengalami benturan di kepala dan terdapat sekitar lima luka dengan panjang sekitar 4 sampai 5 sentimeter yang mengakibatkan Yusuf menghembuskan nafas terakhir. Tentu saja mahasiswa semakin marah dengan adanya kejadian ini dan tidak akan tinggal diam melihat sahabat mereka di tembak.
“Tindakan represif kepolisian yang sangat arogan juga di pertontonkan di Kota Makassar ujar Awal Madani Ketua PMII Kota Makassar. Baru saja kita melihat saat ini di Kota Makassar masih terjadi bentrok di beberapa titik bahkan ada yang sampai terlindas oleh mobil polisi, ini sudah tidak manusiawi tegasnya”.
Diketahui korban yang ditabrak oleh mobil polisi saat ini sedang dirawat di RS Ibnu Sina Makassar. Korban merupakan pengendara ojek online dan mahasiswa UNBOS atas nama Diki Wahhyudi Fakultas Hukum (18) tahun, yang saat ini sedang kritis dan mendapatkan penanganan serius oleh pihak RS.
“Kalau hanya bisa bawa anjing untuk menjaga mahasiswa dan tabrak sana sini mending Pimpinan Polda Sulawesi Selatan & Pimpinan Polrestabes Makassar mundur dari jabatannya. Yang kalian hadapi adalah mahasiswa bukan teroris, mereka hanya ingin menyuarakan aspirasi yang di anggap tidak pro kepada masyarakat tegas Awal dalam keterangannya”.
Lanjut Awal mengatakan, Presiden sudah menginstruksikan agar tidak melakukan tindakan represif kepada peserta aksi. Jika dalam waktu dekat masih terjadi tindakan represif kepada rekan – rekan mahasiswa yang ingin memyampaikan aspirasinya sebaiknya Kapolri Jendral Tito Karnavian segera mencopot Kapolda Sulawesi Selatan, Putra daerah kok tidak bisa memahami psikologi dari anak – anaknya sendiri dan jika Kepolisian Dalam penanganan Aksi di Beberapa Wilayah modelnya seperti berarti kami Anggap Kapolri Juga Gagal Dalam Memimpin Kepolisian Republik Indonesia Tegasnya.
(RAF/redws)