Wartasulsel.net,- Makassar, 01/09/2018. Alumni, kesatuan pelajar mahasiswa Polewali Mandar (KPM PM) mulai angkat bicara soal keterlibatan Bendahara Umum PP KPM-PM dalam politik praktis. Hal tersebut membuat sejumlah alumni menyayangkan sikap Bendahara Umum PP KPM-PM, saat diketahui keterlibatannya dalam kegiatan-kegiatan politik bersama salah satu tim calon legislatif DPR-RI Dapil Sulawesi Barat.
Menurut salah satu mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Kesatuan Pelajar Mahasiswa Polewali Mandar (PP KPM-PM) saat dimintai pendapat via WhatsApp, Sabtu/01/09/2018, menuturkan bahwa hal ini tak lazim saat mengetahui pejabat inti organisasi (Bendahara umum PP KPM-PM) ikut andil dalam kegiatan politik praktis, soal keterlibatan Bendum PP KPM-PM itu sangat mencederai independensi lembaga sehingga timses itu ada secara de facto ada de jure dimana tidak berada dlm struktur tapi selalu mengkampanyekan kandidat itu adalah de facto, yang di dalamnya ada keinginan untuk mendudukkan seseorang dalam jabatannya.
Dan ketika berada dalam lembaga kemahasiswaan yang independen dan berada di posisi inti tentu ini sudah mencederai lembaga. Walaupun tdk menyatakan sikap sebagai timses tapi dengan cara mempublis diri membantu salah satu kandidat itu sudah masuk dalam lingkaran politik praktis,” ungkap Hervol, mantan Ketua Umum PP KPM-PM periode 2012-2014.’ (01/09/2018).
Sementara itu sejumlah alumni KPM-PM, juga menyoroti kejadian yang mengancam nama baik organisasi, seperti mantan ketua umum KPM-PM Cabang Campalagian periode 2013-2014, mulai angkat bicara dan menyayangkan bendahara PP KPM-PM ikut serta dalam kegiatan-kegiatan salah satu tim calon legislatif.
Urusan kepentingan pemenangan paslon itu sangat rentang dengan identitas lembaga jika sudah menjabat sebagai pengurus inti dari kesatuan pelajar mahasiswa Polewali Mandar (KPM-PM),
kita tidak menginginkan kharisma kelembagaan ini tercoreng oleh karena persoalan kepentingan politik.
Harapan saya pribadi jangan menjabat sebagai pengurus inti KPM-PM jika ingin mengurusi kepentingan partai,
karena identitas lembaga kemahasiswaan berbeda dengan identitas pengurus partai politik.
“Harapan saya ketua umum harus mengambil sikap atas kecerobohan bendahara umum terlibat dalam tim pemenangan salah satu caleg, kalau bisa sekalian putihkan saja jika tak mampu menjaga martabat kelembagaan ini,
bendahara umum kalau demikian yang tadinya saya tidak percaya tapi setelah liat komentar dan updatenya di WA saya pribadi sangat prihatin dan kasihan ketika pengurus teras KPM-PM ikut serta dalam memenangkan salah satu paslon” ujar Fhandy Floretar, mantan Ketua umum KPM-PM cabang Campalagian saat diwawancarai, Sabtu, 01/08/2018
(RAF/redws)