Prabowo, Dinilai Tak Menghargai Ulama

Politik185 views

Wartasulsel.net, – JAKARTA. Calon Presiden Republik Indonesia (2019) Prabowo Subianto dinilai tidak menghargai ulama. Prabowo disebut lebih memilih pendamping non ulama Sandiaga Uno ketimbang cawapres rekomendasi ijtimak ulama, yakni Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufrie dan Ustaz Abdul Somad.

Penilaian ini diungkapkan Calon Wakil Presiden , Ma’ruf Amin, saat berkunjung ke Kantor DPP PPP, Jakarta Jumat (10/8).

Daeng Manye

Ketua MUI, ini juga mengatakan, ngomongnya (sebelah sana) menghargai ulama tapi  usul ijtima ulamanya tidak dihargai  ,” katanya lagi.

Dengan sikap ini, lanjut Ma’ruf ,  yang ditunjukkan Prabowo berbanding terbaik dengan apa yang dilakukan oleh Joko Widodo, yang menghargai dan menghormati  ulama.

Mengapa Jokowi dinilai Ketua MUI ini menghargai ulama, disebut , Jokowi, terlihat saat bertemu dengan Mustasyar PBNU Maimoen Zubair alias Mbah Moen. Jokowi sangat menaruh hormat terhadap ulama kharismatik asal Rembang tersebut.

Penghargaan ,Jokowi, selain kepada  Mbah Moen, Ma’ruf, mengambil contoh,  bila dirinya sebagai ketua  MUI ini,  Jokowi menunjuk dirinya sebagai bakal cawapres juga sebagai bentuk penghargaan terhadap ulama.

” Tindakan Jokowi , bersama partai pengisian dinilai lebih konkret ketimbang Prabowo yang selalu menarasikan mendukung ulama,” katanya membandingkan.

Prihal penunjukan dirinya, Ma’ruf bersyukur bisa menjadi bakal cawapres. Meski tidak pernah bercita-cita, ia mengaku siap menjalankan berjuang di Pilpres 2019 demi kepentingan bangsa.

IJTIMA ULAMA II.

Sementara Muhammad Rizieq Shibab, dalam akun twitternya, @RizieqSyihabFPI, menyatakan bakal ada ketika Ulama II untuk menentukan dukungan pada capres-cawapres di Pilpres 2019.

Untuk itu, Imam Besar Front Pembela Islam sekaligus Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Rizieq menyerukan agar anggota FPI, GNPF Ulama dan Persaudaraan Alumni 212 dan segenap organisasi sayapnya untuk tenang menyikapai kondisi politik.

Dalam pesannya, Rizieq meminta agar semua anggotanya  memberikan kesempatan yang lapang kepada para habaib dan ulama untuk melakukan ijtihad politik melalui ijtima ulama II yang bertujuan,” menjaga kemaslahatan agama, bangsa dan negara, ” tutupnya. RUS/redWS.