WARTASULSEL.NET, – Aksi unjuk rasa yang terjadi dilakukan oleh Mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam (Geram) berlangsung kemarin di bawah jembatan fly over Makassar Jl.Urip Sumohardjo jelang siang.(9/8/2018).
Nilai nilai kebenaran dan peradaban dalam sejarah akademis lahir karena adanya perbedaan cara berfikir yang termanifestasi dalam perbedaan pendapat. Dengan demikian, bagi Mahasiswa, meniadakan perbedaan sama halnya dengan membunuh ilmu pengetahuan dan menghancurkan peradaban, dan itu sama artinya melawan kodrat manusia yang di ciptakan sebagai makhluk yang berfikir.
Unjuk rasa ini dilakukan untuk menolak gerakan ganti presiden nanti yang akan berlangsung di Monumen Mandala pada tanggal 12 Agustus 2018 mendatang.
Aksi tersebut para pengunras menganggap bahwa gerakan Ganti Presiden dapat memecah belah masyarakat dan dapat mempolitisasi agama dan isu SARA. Tak hanya itu, para pengunras juga bentangkan spanduk yang bertuliskan “Tolak Deklarasi Ganti Presiden 2019” dan “Tolak Politisasi Agama dan Isu SARA”.
Dalam aksinya juga membagikan selebaran kepada para pengendara jalan yang melintas di area aksi unjuk rasa tersebut di bawah jembatan fly over, Makassar. Aksi itupun mendapat pengawalan ketat dari aparat Kepolisian setempat.
Adapun tuntutan dalam aksi yang dipimpin oleh Muhlis dalam Gerakan Masyarakat dan Mahasiswa Makassar (GERAM), yakni :
- Menolak dan lawan Isu SARA dan seluruh upaya adu domba rakyat
- Mendesak Kapolda Sulsel untuk tidak memberikan izin kegiatan kampanye yang dikemas dalam kegiatan deklarasi 2019 ganti presiden karena belum masuk masa kampanye dan bisa menimbulkan ketegangan dan pertentangan ditengah masyarakat.
- Menghimbau masyarakat sulsel untuk tidak terprovokasi dan terhasut oleh ajakan pihak luar yang ingin merusak persatuan, toleransi dan sikap saling menghargai yang sudah terbagun di sulsel.
(ASF/red WS)