Wartasulsel.net,– Malang – Pada bulan Agustus 2018, seluruh wilayah di Jawa Timur memasuki puncak musim kemarau. Pada saat musim kemarau berhembus angin muson Timur yang membawa massa udara dari benua Australia yang saat ini mengalami musim dingin. Sehingga kondisi cuaca di wilayah Jawa Timur bersifat panas dan kering pada siang hari serta bersifat dingin pada malam hari, dini hari dan pagi hari. Beberapa kelompok masyarakat menyebut kondisi ini dengan istilah “Bediding”. Suhu dingin saat musim kemarau terjadi karena saat musim kemarau langit cerah karena tidak ada tutupan awan. Radiasi sinar matahari yang diterima oleh bumi pada malam hari akan diteruskan kembali ke luar angkasa pada malam harinya. Karena tidak adanya tutupan awan, maka radiasi matahari akan diteruskan besar-besaran ke luar angkasa yang berakibat suhu di bumi menjadi dingin. Kondisi ini normal jika suhu udara minimal tidak lebih rendah dari 3°C dari kondisi normalnya.
Berdasarkan pantauan BMKG saat ini terdapat daerah tekanan tinggi di benua Australia dan daerah tekanan rendah di Samudra Pasifik Barat yang dapat memicu terjadinya peningkatan kecepatan angin di wilayah Jawa Timur dengan kecepatan mencapai 45 km/jam untuk wilayah-wilayah pesisir Utara Jawa Timur, bagian wilayah Jawa Timur dan peningkatan tinggi gelombang laut di perairan Jawa Timur.
Pada bulan Agustus saat ini juga bertiup angin Gending di daerah Pasuruan dan Probolinggo. Angin Gending adalah angin yang bersifat lokal, angin ini terjadi disebabkan karena adanya perbedaan suhu yang tinggi antara daerah dataran tinggi dan daerah dataran rendah. Sehingga memicu pola sirkulasi angin secara lokal. Angin lokal ini berhembus dengan kecepatan tinggi dan bersifat kering serta dingin pada malam hari.
BMKG Juanda memperkirakan kondisi tersebut di atas secara umum masih dapat terjadi dalam periode waktu hingga 7 hari ke depan. BMKG Juanda juga menghimbau kepada masyarakat Jawa Timur agar tetap menjaga kesehatan akibat dari perbedaan suhu pada siang dan malam hari, selalu waspada dan bagi masyarakat pesisir serta pengguna transportasi laut harap waspadai adanya gelombang tinggi.
(IKF)