Wartasulsel.net,– Maraknya deklarasi ganti presiden yang dilakukan oleh pihak – pihak tertentu disikapi PMII Cabang Makassar.
“Masa pendaftaran calon presiden saja belum ditetapkan, ini sudah mau main ganti – ganti presiden. Ini sama halnya melakukan gerakan makar,” tutur Ketua Umum PMII Makassar Ashari Bahar, melalui rilisnya, Sabtu, 4 Agustus.
Pria yang sering disapa Ciko itu, mendesak Polri untuk segera bertindak. Alasannya, sebab itu sebuah gerakan provokatif dan memecah belah anak bangsa.
Saking tidak respeknya, Ashari malah menilai gerakan itu sarat dengan sejumlah ujaran kebencian.
Pesta demokrasi 2019 mendatang, sebutnya, harus disambut dengan baik, bukan malah menciptakan gerakan Deklarasi ganti Presiden.
“Apalagi dalam gerakan ini banyak tokoh agama yang terlibat, ormas – ormas islam yang semestinya tidak membuat gerakan yang dapat memecah umat”
“Pertanyaannya kemudian yang mereka mau dorong buat gantikan Presiden siapa? Masa mereka kampanye 2019 ganti presiden asal ganti-ganti saja, kan lucu, olehnya itu kami anggap ini adalah titipan yang sengaja di bawa oleh Neno Warisman.
Sudahlah, jangan buat gerakan-gerakan yang bisa saja memecah belah kita selaku anak bangsa khususnya di Sulawesi Selatan,” ujar Ashari Bahar
Semestinya, sambung dia, semua pihak harus melarang gerakan seperti ini baik itu Polri dan seluruh elemen masyarakat terkhusus pemerintah jangan mau Sulawesi Selatan ini dinodai dengan gerakan seperti ini.
Sebab, ini sama halnya melakukan kampanye sementara hal ini belum bisa dilakukan karena jadwal kampanye saja belum ada.
Ditambah lagi, gerakan ini bersifat provokatif, maka saya menghimbau kepada masyarakat terkhusus di Sulawesi Selatan agar tidak terlibat dalam gerakan-gerakan seperti ini jangan sampai gerakan 2019 ganti presiden merambah ke Sulawesi Selatan, biarkan rakyat Sulsel tenang dan menyambut pesta demokrasi dengan cara-cara yang santun serta tidak terpecah belah oleh mainan sebagian oknum yang coba memecah belah kita himbau Ciko yang juga putra Kabupaten Pinrang ini.
Ciko menambahkan bahwa Senin kami akan melakukan gerakan di jalan dalam rangka menolak kegiatan ini dilaksanakan di Sulawesi selatan dan menolak kedatangan Neno Warisman di Sulsel untuk menghadiri kegiatan tersebut, kami juga akan lakukan gerakan penolakan dan bahkan Bandara Sultan Hasanuddin juga kami akan duduki pada saat kedatangan Neno Warisman.
Kami tidak akan membiarkan kehadiran Neno Warisman di Makassar jika hadir untuk melakukan provokasi kepada masyarakat Sulsel.
Kami meminta kepada pihak kepolisian untuk tidak mengeluarkan ijin pada acara tersebut sebab ini sama halnya gerakan makar. (Rafhy)