WARTASULSEL.NET, MAKASSAR – Bupati Ogan Komering Ulu Kuryana Aziz memboyong sejumlah pejabatnya berguru TPID (Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah) di Makassar. Rombongan diterima langsung oleh Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto di Rumah Jabatan Wali Kota, Kamis, 23 November 2017.
Wali kota yang karib disapa Danny itu, memperkenalkan sejumlah kebijakan dan program yang digagas pemerintahannya dalam pengendalian inflasi daerah. Makassar yang dikenal sebagai kota Sombere dan Smart City juga memanfaatkan teknologi dalam pemantauan dan pengendalian inflasi.
“Kami memiliki War Room yang juga difungsikan untuk memantau dan mengendalikan inflasi,” kata Wali Kota Danny.
Melalui layar berukuran raksasa yang menggantung di dinding War Room, dapat terpantau harga Sembako (Sembilan bahan pokok) yang diperjual – belikan di pasar – pasar Makassar, baik tradisional maupun modern.
Secara berkala, setiap dua kali dalam sepekan, Dinas Perdagangan Makassar berkordinasi dengan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan dalam memantau dan mengendalikan pergerakan inflasi khususnya harga Sembako di pasaran.
Hasil kordinasi itu memuat data – data yang diperbaharui dua kali dalam seminggu, setiap hari Senin, dan Rabu yang kemudian ditampilkan pada monitor War Room. “Berdasarkan data yang terukur itu, kami bisa mengambil kebijakan yang dibutuhkan dalam menekan laju inflasi. Selain berkordinasi dengan BI, kami juga intens berkordinasi dengan pemerintah provinsi,” sebut Danny.
Selain memanfaatkan teknologi, Wali Kota Danny juga meluncurkan program BULo (Badan Usaha Lorong) sebuah metamorfosa dari program Longgar (Lorong garden) yang membudayakan menanam tumbuhan bagi warga yang bermukim di lorong – lorong.
BULo mengandalkan Cabai sebagai komoditi unggulannya. Sejak digulirkan tahun lalu, program ini sukses mengendalikan laju inflasi Makassar. Tahun ini, Cabai produksi BULo berhasil menstabilkan harga dan pasokan Cabai dalam kota.
Makassar mengalami deflasi di musim inflasi. Umumnya, saat Ramadhan dan menjelang Idul Fitri akan terjadi lonjakan harga barang di pasaran, utamanya komoditi sembilan bahan pokok. Berbeda dengan Makassar yang justru mampu menstabilkan harga bahan pokok kala itu.
Kontribusi Cabai BULo juga terlihat saat terjadi kelangkaan Cabai di sejumlah kota dan kabupaten di Indonesia. Produksi Cabai di Makassar justru berlimpah dan mampu memenuhi permintaan pasar kala itu. (*red)