Gubernur SYL Buka Resmi Porseni PGRI Ke-4 Di Luwu Timur

Seremonial219 views

WARTASULSEL.NET, Luwu Timur — Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo (SYL) membuka Porseni PGRI ke-IV dan HUT PGRI ke-72 yang dirangkaikan dengan Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2017 di Lapangan Merdeka, Malili, Kabupaten Luwu Timur, Selasa pagi (21/11).

Sekitar 24 ribu guru menghadiri kegiatan ini. Pada Porseni PGRI ke-IV, kegiatan dibagi dua yakni cabang olahraga dan seni kreatifitas.

Daeng Manye

Untuk olahraga, terdiri dari senam PGRI, bulu tangkis, catur, futsal, tenis meja, tenis lapangan dan sepak takraw.

Sedangkan, cabang seni dan kreatifitas diantaranya nyanyi solo, melukis mendongeng, MTQ, dan pengucapan ikrar guru.

Gubernur Sulsel mengatakan, untuk menghadirkan pendidikan yang baik, maka harus dihadirkan guru yang baik.

“Profesi guru menjadi sangat penting bagi siapapun. Guru adalah kemuliaan, derajat dan gengsi,” kata Syahrul YL.

Momentum HGN menjadi bagian dari konsolidasi emosional dan hati untuk melaksanakan tugas dengan baik.

Dengan harapan menghadirkan anak-anak bangsa yang mampu menjadikan Indonesia lebih bermartabat ke depan.

SYL mengaku betapa pentingnya HUT PGRI ini. Dirinya bersama Bupati Luwu Timur Thoriq Husler menunda kegiatan lainnya.

“Kami sama-sama menunda kegiatan masing-masing, karena ini sangat penting. Hari ini di Surabaya saya rapat gubernur, tetapi karena pentingnya guru kami prioritaskan disini,” sebut Syahrul YL.

SYL selaku Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) ini sedianya memimpin rapat langsung, sedangkan Thoriq Husler hari ini juga diangendakan menghadiri rapat Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

SYL menyebutkan frame akademik intelektual anak-anak didik di Sulsel harus berbeda dengan masa lalu. Untuk itu, diperlukan suatu manajemen agenda yang terencana dari dunia pendidikan dan guru.

Dimana sekolah dan guru mampu melakukan pendekatan yang dapat menyentuh kebutuhan anak didik, yang nantinya dapat menciptakan sekolah-sekolah yang tidak tertinggal.

“Anak anak kita saat ini bergaul dengan dunia digital, tugas guru makin berat, guru harus mampu beradpatasi, anak-anak kita tidak boleh dipandang enteng lagi, karena mereka adalah generasi now,” ucap SYL.

Untuk itu, anak didik harus dilindungi dari dampak negatif perkembangan yang ada. Selain itu, menanamkan atau mengajarkan budaya, adat istiadat dan sopan santun.

Porseni ini oleh SYL dimaknai sebagai memontum bagi guru untuk lebih memperbaiki diri.(*red ws/humaspemprovsulsel).